Jajanan Pasar Khas Sulawesi Selatan yang Unik dan Nikmat

Jajanan Pasar Khas Sulawesi Selatan yang Unik dan Nikmat - Propinsi Sulawesi Selatan yang populer akan daya magnet wisata dan budayanya yang paling mempesona mempunyai segudang peninggalan kulineran Nusantara yang unik dan nikmat. Dimulai dari bermacam tipe sajian sedap yang kaya bumbu rempah, sampai jajan pasar tradisionil juga ada.

Di narasi kulineran MakassarLapar kesempatan ini, kami memberi referensi lima tipe kue tradisionil atau jajan pasar ciri khas suku-suku besar yang menempati Sulawesi Selatan. Kudapan manis berikut umumnya cuman ada pada beberapa momen atau di posisi tertentu saja.


Makanan apa saja? Berikut kita baca di bawah ini.


1. Barongko


Makanan manis ini mempunyai sejarahnya sendiri. Barongko kabarnya dibikin oleh tangan beberapa pakar sebagai sajian penutup yang harus dihidangkan untuk kelompok bangsawan suku Bugis.

Barongko sendiri memiliki bahan dasar pisang yang dilumatkan dengan kombinasi telur, santan, gula pasir, dan sedikit garam selanjutnya dibuntel dengan daun pisang saat sebelum dikukus. Rasanya manis dan mempunyai struktur yang halus.

Barongko benar-benar terkenal dan bisa kita dapatkan di acara tradisi, pernikahan, khitanan, akikah, sukuran, atau di saat peristiwa Lebaran. Beberapa toko kue jajan pasar di Kota Makassar menawarkan kue Barongko sebagai menu pemungkasnya pada harga sekitar dimulai dari Rp 5.000-7.000.


2. Sikaporo


Jajan pasar yang lain mempunyai nilai riwayat untuk suku Bugis-Makassar ialah kue Sikaporo. Sikaporo umumnya dibikin di atas cetakan khusus berupa kelopak bunga yang simetris, memiliki bahan khusus tepung beras, santan kental, telur, gula pasir, pasta pandan, dan bahan warna makanan. Langkah pembikinannya juga cukup sederhana.

Sampai sekarang ini, kue Sikaporo kerap dihidangkan pada beberapa acara besar, seperti acara seserahan pernikahan tradisi suku Bugis sebagai lambang keserasian dan kesederhanaan yang bakal terbina pada suatu rumah tangga. Kue Sikaporo ini biasa ditawarkan pada harga sejumlah Rp 35.000 per talangnya


3. Biji Nangka


Walau mempunyai namanya Biji Nangka, tapi kenyataannya nangka bukan bahan dasar kue ini, bahkan juga tidak ada elemen nangkanya sama sekalipun. Namanya demikian karena hanya memiliki bentuk yang seperti biji buah nangka.

Kelebihan dari makanan ciri khas suku Makassar ini ialah bahan dasarnya yang dibuat dari kentang dan kenari yang dilumatkan, berlainan dengan jajan pasar ciri khas Bugis-Makassar yang lain yang dikuasai oleh santan, telur, dan pisang. Kue Biji Nangka mempunyai rasa yang manis di luar, tetapi renyah dalam.

Umumnya dihidangkan dalam Bossara di saat beberapa acara besar. Kadang ada juga yang menyajikannya sebagai menu makan pagi yang enteng atau takjil untuk buka puasa. Jajan ini banyak mulai diketemukan di pasar tradisionil pada harga sejumlah Rp 2.000 per bijinya.


4. Putu Cangkiri'


Cemilan lokal satu ini benar-benar pas dicicipi saat lagi hangat bersama satu cangkir teh atau kopi. Bahan intinya, diantaranya beras ketan yang ditumbuk 1/2 lembut lalu digabungkan dengan serutan gula merah dan isian kelapa parut yang renyah. Adonan itu selanjutnya diciptakan dengan cetakan corong plastik untuk selanjutnya diuapkan sampai masak.

Mengapa namanya Putu Cangkiri'? Karena bila disaksikan sepintas memiliki bentuk nyaris seperti sebuah cangkir kebalik. Putu Cangkiri' banyak ditawarkan di pasar tradisionil atau tepian jalan dan kita bisa menyaksikan proses pembikinannya langsung.

Sebagian besar pedagang Putu Cangkiri' menawarkan dagangannya cuman di saat sore sampai malam hari. Umumnya dipasarkan dimulai dari range Rp 500-1.000 per biji.


sumber : portal berita makassar

Lebih baru Lebih lama