Pemeliharaan Sapi Perah pada Masa Laktasi

 Pemeliharaan sapi perah pada masa laktasi (produksi susu), diperlukan kehati-hatian, karena sapi yang sedang memproduksi susu, Pemeliharaan sapi perah berbeda dengan sapi pedaging unggul dimana sapi perah dipelihara untuk diambil susunya sedangkan sapi pedaging diambil dagingnya


Sapi perah sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan sekelilingnya dan oleh suatu keadaan yang senantiasa berubah-ubah, oleh sebab itu untuk menjaga kelangsungan produksi susu tetap stabil, selama masa laktasi maka kegiatan pemeliharaan sapi perah yang teratur dan telah terbiasa dikerjakan, hendaknya selalu dilakukan secara seksama. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan sapi pada masa laktasi antara lain:

Cara Pemberian pakan 

Dalam pemberian pakan sapi perah pada masa laktasi harus diperhitungkan dan disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan atas keadaan sapi tersebut yaitu untuk hidup pokok, untuk pertumbuhan dan untuk produksi serta kelangsungan dan perkembangan reproduksinya.
Pakan ternak sapi harus dihitung berdasarkan kebutuhan pakan sapi yang didasarkan pada  kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin serta kandungan serat kasar, bahan kering dan air. Bahan-bahan makanan ternak yang diberikan disamping cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan, juga agar diperhatikan :


  • Tidak mengandung zat-zat beracun,

  • Mempunyai palatabilitas yang tersukai sapi perah,

  • Mudah didapat dan harganya murah.


Dalam menyusun pakan konsentrat harus cukup mengandung protein khususnya protein dapat dicerna. Semakin tinggi kandungan protein dapat dicerna dalam makanan yang diberikan, akan semakin tinggi pula produksi susu yang dihasilkan.

Disamping kandungan protein dapat dicerna dalam ransum pakan sapi perah, juga energi yang diperoleh dari karbohidrat yang dinyatakan dalam Martabat Pati.

Untuk sapi yang sedang laktasi ini penyusunan pakannya didasarkan atas produksi dan kadar lemak susu yang dihasilkan. Pemakaian mineral dalam ransum konsentrat sapi perah adalah 2 % atau sekitar 20 gr / 100 kg berat badan pada induk yang sedang laktasi.

Pelaksanaan kegiatan pemberian pakan ternak :

  • Pengambilan pakan dari dalam gudang makanan ternak harus mengikuti rotasi penyimpanan makanan ternak dalam gudang.

  • Pengambilan pakan ternak yang sudah dicampur dan dikantongi dalam karung yang telah ditimbang oleh petugas bagian gudang, kemudian diangkut memakai gerobak dorong.

  • Dalam pengangkutan pakanp ternak ke masingmasing kandang, diusahakan jangan kena air hujan, terutama untuk pemberian dalam bentuk kering. Makanan tersebut ditempatkan didekat bak makanan di tepi kandang sampai dengan jumlahnya cukup untuk satu waktu periode pemberian pakan setiap populasi dalam satu kandang.

  • Kemudian makanan konsentrat tersebut dicurahkan kedalam bak makanan dengan menggunakan ember yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan secara individual sapi.

  • Dalam pemberian pakan konsentrat, tempat pakan harus sudah dalam keadaan bersih. Kemudian harus diikuti pula dengan penyediaan air minum dalam bak minum secara adlibitum.

  • Dalam pemberian pakan diusahakan jumlah dan jenis bahan serta kandungan zat makanantidak selalu berubah-ubah dan waktu pemberiannyapun harus tetap.

  • Setelah pemberian makanan konsentrat selesai semua alat-alat yang telah digunakan agar dicuci bersih dan ditempatkan kembali pada tempatnya.

  • Pemberian pakan berupa hijauan makanan ternak kedalam bak makanan, sebelumnya dibersihkan dulu dari sisa -sisa konsentrat yang tidak habis dimakan.

  • Makanan hijauan yang diberikan diambil dari lahan kebun HMT yang telah cukup umur dan mengikuti rencana rotasi pemangkasan. Makanan hijauan yang telah dipotong dan ditimbang kemudian ditempatkan dalam gudang terbuka untuk dilayukan selama satu hari satu malam, kemudian dicacah dengan mesin choper sepanjang ± 5-10 cm, selanjutnya diangkut dan ditempatkan ditepi .


Pemberian makanan hijauan dilakukan setelah pemberian konsentrat dan diberikan sedikit demi sedikit pada waktu pagi dan sore atau ditambah lagi pada waktu malam hari sampai memenuhi jumlah yang dibutuhkan.

Pemberian air minum

Air minum bagi sapi perah diperlukan sekali bahkan sangat vital diberikan, terutama bagi sapi sapi yang sedang laktasi. Kebutuhan Air minum sapi yang diberikan, diusahakan yang bersih dan diberikan secara adlibitum.

Tempat air minum yang terdapat dalam kandang maupun yang ada di lapangan penggembalaan harus selalu dibersihkan dan tersedia setiap saat.

Memandikan Sapi Perah

Sapi perah yang sedang laktasi, diusahakan setiap hari dimandikan dengan air bersih. Dalam memandikan sapi perlu diperhatikan yaitu jangan langsung menyiram terutama pada bagian-bagian yang peka seperti bagian belakang, ambing dan kepala, tetapi agar diawali dengan menggosok dan menyiram bagian punggung sapi.

Langkah-langkah dalam memandikan sapi yaitu penggunaan sikat diusahakan jangan yang terlalu keras, biasanya sikat yang sering digunakan adalah sikat ijuk atau sikat plastik. Pertama-tama sikat yang dipergunakan dibasahi terlebih dahulu dengan air dan digosokkan pada punggung sapi sampai kulit dan bulu betulbetul basah. Kemudian punggung dan seluruh bagian tubuh disiram dengan mempergunakan selang air atau ember.

Bagian-bagian lipatan belakang, selangkangan sapi, ambing, kuku dan kepala, yang selanjutnya dibilas dengan air bersih.

Pembersihan Kandang 

Kandang yang ditempati sapi yang sedang laktasi, harus dibersihkan sesering mungkin dari kotoran dan air kencing. Pembersihan sisa-sisa makanan hijauan yang jatuh di lantai maupun yang masih ada didalam bak makanan , harus dikumpulkan dan diangkut dengan kereta dorong ke tempat penampungan sisa-sisa hijauan dan jangan sekali-sekali membuang kedalam selokan, karena hal ini akan mengganggu kelancaran pembuangan kotoran kandang dalam saluran pengairan.

Kotoran sapi dan sisa-sisa pakan konsentrat, disapu dan dimasukkan dalam selokan, dilarutkan dengan air untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kebun hijauan. Tempat pakan dan tempat minum dan lantai kandang disikat dengan sikat kawat dan dibilas dengan air sampai betul-betul bersih.

Agar lantai tidak licin setelah disikat, dapat diberi kaporit sekaligus untuk membersihkan kuman-kuman bibit penyakit. Setelah pembersihan tempat pakan, tempat minum, dan lantai kandang, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan selokan dari sisa-sisa pakan atau kotoran yang belum larut agar lancar.

Selanjutnya pembersihan langit-langit dibawah atap kandang dan tembok dari pertumbuhan lumut atau kotoran lainnya; kemudian membersihkan lingkungan sekitar kandang dari tanaman liar atau sisa cacahan rumput. Temboktembok yang telah berlumut sebaiknya dilakukan pelaburan dengan kapur secara rutin 6 bulan sekali.

Penggembalaan sapi perah (Exercise)

Penggembalaan dilaksanakan setelah sapi dimandikan dan diberi pakan konsentrat, lamanya penggembalaan ini dilapangan cukup 2 jam saja pada waktu pagi hari. Selama sapi-sapi digembalakan harus mendapat cukup air minum, terutama sapi-sapi yang sedang laktasi, oleh karena itu di lapangan penggembalaan harus disediakan bak air.

Pelepasan sapi ke lapangan penggembalaan, dilakukan atas dasar kelompok dalam kandang, sehingga harus bertahap kandang demi kandang. Demikian pula dalam memasukkan kembali kedalam kandang dengan cara yang sama, yaitu diikat dan disesuaikan lagi nomor-nomor sapinya.

Pengikatan sapi-sapi yang sedang laktasi dilakukan dengan menggunakan rantai dan diikaitkan dengan kalung besi atau kalung kulit/kalung tambang plastik, Untuk pengikatan dengan tambang manila atau tambang plastik, gunakanlah simpul hidup yang ditambatkan pada ring yang terbuat dan besi terletak didepan sapi.

Pengawasan pelaksanaan kegiatan

Pengawasan dilakukan terhadap kebersihan sapi, kandang dan peralatan, pembeiran pakan dan minum, pelepasan dan penggembalaan sapi, pemerahan, massa berahi, kelahiran, sapi sakit dan kebersihan lingkungan. Juga terhadap pelaksanaan kegiatan para pelaksana di lapangan, perlu mendapat pengawasan dalam mengerjakan tugas-tugas pokoknya maupun tugas secara umum.

Segala sesuatu yang dijumpai selama pengawasan harus dicatat dan dilaporkan kepada bagian yang terkait atau kepada atasan maupun Koordinator bagian (Pemeliharaan Ternak, Kesehatan Hewan dan Makanan Temak). Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat biasa dan rutin, agar langsung ditangani sendiri oleh pengawas.

 

Pengawasan terhadap masa berahi, dimulai sejak pagi sebelum kegiatan dimulai sampai malam hari selama kegiatan berlangsung. Untuk pengawasan terhadap sapi-sapi yang akan beranak dan keadaan sedang sakit, lebih sering dilakukan bahkan bilamana memungkinkan harus ditunggu. Pengawasan dilakukan selama 24 jam dengan sistim pengaturan kerja, yang dibagi dalam empat kelompok.
Lebih baru Lebih lama